Berpikir adalah obyek
material logika. Yang dimaksudkan dengan berpikir di sini ialah kegiatan
pikiran, akal budi manusia. Dengan berpikir manusia mengolah, mengerjakan
pengetahuan yang telah diperoleh. Dengan mengolah dan mengerjakan ia dapat
memperoleh kebenaran. Pengolahan, pengerjaan ini terjadi dengan
mempertimbangkan, menguraikan, membandingkan serta menghubungkan pengertian
yang satu dengan pengertian lain. Oleh karena itu, obyek material logika
bukanlah bahan-bahan kimia atau salah satu bahasa.
Akan tetapi, bukan
sembarangan berpikir yang diselelidiki dalam logika, melainkan dalam logika
berpikir dipandang dari sudut kelurusan, ketepatan. Oleh karena itu, berpikir
lurus, tepat, merupakan obyek formal logika. Kapan suatu pemikiran disebut
lurus? Suatu pemikiran disebut lurus, tepat, apabila pemikiran itu sesuai
dengan hukum-hukum dan aturan-aturan yang ditetapkan dalam logika. Kalau
peraturan-peraturan itu ditepati, dapatlah pelbagai kesalahan atau kesesatan
dihindarkan. Jadi, kebenaran juga dapat diperoleh dengan lebih mudah dan lebih
aman. Semua ini menunjukkan bahwa logika merupakan suatu pegangan atau pedoman
untuk pemikiran.
Atas dasar itu, gagasan, pikiran,
kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut salah nalar.
Salah nalar disebabkan oleh ketidaktepatan orang mengikuti tata cara
pikirannya.
Definisi
Salah Nalar
Penalaran adalah
suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta
yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan, juga bisa
merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau
cacat.
Salah nalar dapat terjadi di dalam
proses berpikir untuk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan
pada cara penarikan kesimpulan.
Dalam proses
berpikir sering sekali kita keliru menafsirkan atau menarik
kesimpulan, kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kesalahan
karena gagasan, struktur kalimat, kecerobohan, atau ketidaktahuan.
Salah nalar ada dua macam:
1)
Salah nalar
induktif, berupa :
a)
kesalahan karena
generalisasi yang terlalu luas.
b)
kesalahan
penilaian hubungan sebab-akibat.
c)
kesalahan
analogi.
2)
Kesalahan
deduktif dapat disebabkan :
a)
kesalahan karena
premis mayor tidak dibatasi.
b)
kesalahan karena
adanya term keempat.
c)
kesalahan karena
kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi.
d)
kesalahan karena
adanya 2 premis negatif. Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar dan
boleh tidak benar.
Pengertian dan contoh salah nalar :
1.
Gagasan.
2. Pikiran.
3. Kepercayaan.
4.
Simpulan yang
salah, keliru, atau cacat.
Dalam ucapan atau tulisan kerap kali kita dapati pernyataan yang mengandung kesalahan. Ada kesalahan yang terjadi secara tak sadar karena kelelahan atau kondisi mental yang kurang menyenangkan, seperti salah ucap atau salah tulis misalnya.
Ada pula kesalahan
yang terjadi karena ketidaktahuan, disamping kesalahan yang sengaja dibuat
untuk tujuan tertentu. Kesalahan yang kita persoalkan disini adalah kesalahan
yang berhubungan dengan proses penalaran yang kita sebut salah nalar.
Pembahasan ini akan mencakup dua jenis kesalahan menurut penyebab utamanya,
yaitu kesalahan karena bahasa yang merupakan kesalahan informal dan karena
materi dan proses penalarannya yang merupan kesalahan formal.
Gagasan, pikiran, kepercayaan atau
simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut sebagai salah nalar.
Macam-macam
Salah Nalar
Komunikasi yang baik
adalah komunikasi yang tepat pada sasarannya, oleh karena itu dalam
berkomunikasi perlu kita perhatikan kalimat dalam
berbahasaIndonesia secara cermat. Sehingga salah nalar dapat terminimalisasikan.
Ada beberapa macam salah nalar, yakni
sebagai berikut :
a) Deduksi yang
salah
Simpulan dari suatu silogisme dengan
diawali premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan.
Contoh dari Deduksi yang salah :
·
Kalau listrik
masuk desa, rakyat di daerah itu menjadi cerdas.
·
Perekonomian
Indonesia sangat berkembang.
b) Generalisasi
Terlalu Luas
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh
jumlah premis yang mendukung generalisasitidak
seimbang dengan besarnya generalisasi tersebut sehingga
kesimpulan yang diambil menjadi salah.
Contoh Generalisasi
Terlalu Luas :
·
Setiap orang yang
telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati.
·
Anak-anak tidak
boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.
·
Ibu Yuni, seorang
penjual batik, yang dapat menjualnya dengan harga terjangkau. Oleh sebab itu,
ibu Lola seorang penjual batik, tentu dapat menjualya dengan harga terjangkau.
c) Pemilihan
Terbatas pada Dua Alternatif
Salah nalar ini dilandasi oleh
penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang
ada.
Contoh Pemilihan
Terbatas pada Dua Alternatif :
·
Orang itu
membakar rumahnya agar kejahatan yang dilakukan tidak diketahui orang lain.
·
Petani harus
bersekolah supaya terampil.
d) Penyebab
yang Salah Nalar
Salah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai
sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.
Contoh Penyebab yang
Salah Nalar :
·
Hendra mendapat
kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya.
·
Anak wanita
dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.
e) Analogi yang
Salah
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang
menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu
segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.
Contoh Analogi yang
Salah :
·
Anto walaupun
lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
·
Pada hari senin
Patriana kuliah mengendarai sepeda motor. Pada hari selasa Patriana kuliah juga
mengendarai sepeda motor. Pada hari rabu patriana kuliah pasti mengendarai
sepeda motor.
·
Rektor harus
memimpin universitas seperti jenderal memimpin divisi.
f) Argumentasi
Bidik Orang
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap
menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.
Contoh Argumentasi
Bidik Orang :
·
Kusdi kesulitan
membuat tugas makalah bahasa Indonesia karena tidak mempunyai materi bahasa
Indonesia.
·
Deliana tidak
bias menikah lagi karena ia sudah janda.
g) Meniru-niru
yang Sudah Ada
Salah nalar jenis ini berhubungan dengan anggapan
bahwa sesuatu itu dapat kita lakukan kalau orang lain melakukan hal itu.
Contoh Meniru-niru
yang Sudah Ada :
·
Kita bisa
melakukan korupsi karena pejabat pemerintah melakukannya.
·
Saat Ujian Akhir
Semester mata kuliah Bahasa Indonesia Slamet mencotek, karena pada mata kuliah
Statistik Fitriawati juga mencontek.
h) Penyamarataan
Para Ahli
Salah nalar ini disebabkan oleh anggapan orang tentang
berbagai ilmu dengan pandangan yang sama. Hal ini akan mengakibatkan kekeliruan
mengambil kesimpulan.
Contoh Penyamarataan
Para Ahli :
·
Dosen mata kuliah
Bahasa Indonesia adalah Diska, Sarjanah Ekonomi.
·
Sarifah pandai
membuat kue, ia adalah lulusan SMEA.
Salah
Nalar dalam Komunikasi
Salah satu
penyampaian komunikasi adalah berita, baik itu dari media elektronik, ataupun
dari media massa. Penyampaian berita yang dsampaikan sering sekali terjadi
kesalahan dalam berpikir, sehingga dapat mengakibatkan kesalahan dalam
penalaran/nalar bagi penerima berita.
Kekurangcermatan
seseorang atau jurnalis dalam melihat hubungan logis antara satu fakta dengan
fakta lain dalam konteks hubungan sebab-akibat, dan kekurangcermatan itu
kemudian dituangkan dalam teks berita, bisa menyesatkan “logika” pembaca atau
pemirsa. Ketika pembaca atau pemirsa menganggap teks yang dihasilkan jurnalis
itu sebagai sebuah kebenaran, maka kesesatan logika pun jadi dianggap benar.
Fakta berupa
pernyataan yang mengandung salah nalar atau sesat logika memang bisa saja
berasal dari narasumber. Bisa saja narasumber sengaja untuk kepentingan
tertentu, atau tak sengaja karena sebab tertentu. Namun, bukan berarti jurnalis
bisa begitu saja meloloskannya menjadi fakta dalam teks berita. Bahkan,
pada tahap awal, jurnalis seharusnya langsung mempersoalkan pernyataan
yang salah nalar itu kepada narasumber.
Sebagai contoh pernyataan salah nalar muncul
di dua media cetak, Kedaulatan Rakyat (24/3/09, hal 24)
dan Koran Tempo (25/3/09, hal B3) :
Ø Pada Kedaulatan Rakyat, salah nalar muncul di
alinea ke-5 berita berjudul Golput Rugikan Proses Demokrasi. Berita ini
memuat pernyataan dua pimpinan partai politik tentang golput pada saat keduanya
kampanye, yaitu Yusril Ihza Mahendra (Ketua Majelis Syuro Partai Kebangkitan
Bangsa) dan MS Kaban (Ketua Umum Partai Bulan Bintang).
Alinea ke-5 berita tersebut, yang hanya
terdiri atas tiga kalimat (dua kalimat tak langsung dan satu kalimat langsung
berupa kutipan), memuat pernyataan MS Kaban tentang golput. Alinea selanjutnya
berisi topik lain yaitu tentang panwaslu.
Alinea ke-5 ditulis demikian:
Hal senada diungkapkan Ketua Umum PBB,
MS Kaban. Menurut Kaban, golput merupakan tindakan orang yang tidak
bertanggungjawab. “Sebab kita saat ini sedang mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI),” ujarnya.
Ø Pada Koran Tempo salah nalar muncul pada
berita tentang kelangkaan pupuk. Persoalan salah nalar mulai di judul
hingga di tubuh berita. Judul berita suratkabar ini demikian: Pupuk Langka
karena Petani Belum Ikut Kelompok Tani.
Pada lead (memimpin), salah
nalar di judul dipertegas.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa
Tengah Aris Budiono menyatakan kelangkaan atau kesulitan petani dalam
memperoleh pupuk pada musim tanam kedua tahun ini disebabkan masih banyak
petani yang belum masuk kelompok tani.
Dengan kemajuan zaman
era globalisasi kita dituntut untuk lebih cermat dan selalu efisien dalam menghadapi
tantangan suatu problematika kehidupan, kecermatan salah satunya dapat kita
peroleh pada komunikasi yang baik.
Untuk itu dalam berkomunikasi kita
hendaklah menggunakan kata-kata atau kalimat yang mudah di mengerti oleh orang
lain, sehingga tidak mengalami kesalahan nalar dalam berkomunikasi.
Saran
Komunikasi yang baik
haruslah didukung dengan kecermatan dalam mengolah kata-kata atau kalimat,
dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar maka kesalahan dalam
penyampaian informasi atau berita dapat terminimalisasikan kesalahan nalar bagi
pembaca atau penerima berita.
Lampiran istilah dalam bahasa Indonesia
:
§
Silogisme
Cara berpikir atau menarik simpulan yg terdiri atas
premis umum,premis khusus, dan simpulan.
§
Premis
Kalimat atau
proposisi yg dijadikan dasar penarikan kesimpulan di dalam logika.
§ Generalisasi
Kalimat atau
proposisi yg dijadikan dasar penarikan kesimpulan di dalam logika.
§ Alternatif
Pilihan di antara dua
atau beberapa kemungkinan.
§ Analogi
Persamaan atau
persesuaian antara dua benda atau hal yg berlainan; kiasan.
Sumber