DAFTAR ISI
Halaman Judul
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Masalah
2.
Identifikasi Masalah
3.
Pembatasan Masalah
4.
Rumusan Masalah
5.
Tujuan
6.
Kegunaan Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI &
HIPOTESIS
1.
Landasan Teori
2.
Hipotesis
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV KESIMPULAN
BAB V Metodelogi Penelitian
1.
Tempat & Waktu Penelitian
2.
Metode Penelitian
3.
Instrumen Penelitian
4.
Teknik Analisis Data
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masalah
Polusi udara kota
di beberapa kota besar di Indonesia telah sangat memprihatinkan. Beberapa hasil
penelitian tentang polusi udara dengan segala resikonya telah dipublikasikan,
termasuk resiko kanker darah. Namun, jarang disadari entah berapa ribu warga kota
yang meninggal setiap tahunnya karena infeksi saluran pernapasan, asma, maupun
kanker paru-paru akibat polusi udara kota. Meskipun sesekali telah turun hujan
langit di kota-kota besar di Indonesia tidak biru lagi. Udara kota telah
dipenuhi oleh jelaga dan gas-gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
Diperkirakan dalam sepuluh tahun mendatang terjadi peningkatan jumlah penderita
penyakit paru-paru dan saluran pernapasan. Bukan hanya infeksi saluran
pernapasan akut yang kini menempati urutan pertama dalam pola penyakit
diberbagai wilayah di Indonesia, tetapi juga meningkatnya jumlah penderita
penyakit asma dan kanker paru-paru.
Di kota-kota
besar, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara
mencapai 60-70%. Sedangkan kontribusi gas buang dari cerobong asap industri
hanya berkisar 10-15%, sisanya berasal dari sumber pembakaran lain,misalnya
dari rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran hutan, dll. Sebenarnya banyak
polutan udara yang perlu diwaspadai, tetapi organisasi kesehatan dunia (WHO)
menetapkan beberapa jenis polutan yang dianggap serius.Polutan udara yang
berbahaya bagi kesehatan manusia, hewan,serta mudah merusak harta benda adalah
partikulat yang mengandung partikel aspa dan jelaga, hidrokarbon, sulfur
dioksida, dan nitrogen oksida. Semuanya diemisikan oleh kendaraan bermotor. WHO
memperkirakan bahwa 70% penduduk kota di dunia pernah menghirup udara kotor
akibat emisi kendaraan bermotor, sedagkan 10% sisanya menghirup udara yang
bersifat marginal. Akibatnya fatal bagi bayi dan anak-anak. Orang dewasa yang
beresiko tinggi, misalnya wanita hamil, usia lanjut, serta orang yang telah
memiliki riwayat penyakit paru dan saluran pernapasan menahun. Celakanya, para
penderita maupun keluarganya tidak menyadari bahwa berbagai akibat negatif
tersebut berasal dari polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor yang semakin
memprihatinkan.
Identifikasi
Masalah
1.
Efek-efek berbagai dampak polusi udara yang belum
diketahui sebagian masyarakat di Indonesia
2.
Masyarakat yang masih tidak mengetahui
untuk mengurangi dampak solusi udara
Pembatasan
Masalah
Mengingat pembahasan dalam penelitian ini sangat luas bisa
mencakup berbagai hal maka pembahasannya akan dibatasi.
a)
Menjelaskan beberapa uraian mengenai
dampak solusi udara kepada masyarakat yang kurang mengetahui efek-efek apa saja
yang akan timbul bila itu terjadi.
b)
Dan mencakup juga dampak polusi udara
yang disebabkan oleh lingkungan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan Uraian diatas maka dalam karya ilmiah ini akan
diangkat permasalahan:
§ Apa
sajakah dampak polusi uadara bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi?
§ Bagaimana
solusi yang tepat untuk mengatasi pencemaran udara?
Tujuan
Mengetahui dampak
polusi udara bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi.
Menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi pencemaran udara.
Kegunaan
Penelitian
Untuk memberikan
sebuah solusi untuk menangani dampak polusi udara.
BAB
II
LANDASAN
TEORI & HIPOTESIS
Pencemaran udara
adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi diatmosfer dalam jumlah
yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu
estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat
ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi
gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap
sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara
dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.
Secara umum
definisi udara tercemar adalah perbedaan komposisi udara aktual dengan
kondisi udara normal dimana komposisi udara aktual tidak mendukung kehidupan
manusia. Bahan atau zat pencemaran udara sendiri dapat berbentuk gas dan
partikel. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan pencemaran udara, diantaranya pencemaran yang ditimbulkan oleh
sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi keduanya. Pencemaran
udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran udara bersifat langsung dan lokal,
regional, maupun global atau tidak langsung dalam kurun waktu lama.
Gas oksigen
merupakan komponen esensial bagi kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia.
Komposisi seperti itu merupakan udara normal dan dapat mendukung kehidupan
manusia. Namun, akibat aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan, udara
sering kali menurun kualitasnya.Oleh karena itu dengan dibuatnya makalah
ini diharapkan dapat ditemukan solusi alternatif untuk mengatasi
bahayanya pencemaran udara. dan dengan dilaksanakanya solusi alternatif
tersebut diharapkan ada beberapa manfaat yang dapat dirasakan misalnya
berkurangnya polusi udara,dampak kesehatan yang ditimbulkan akibat pencemaran
udara, dampak terhadap tanaman, Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat
pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit,
mengurangi efek rumah kaca, hujan asam, kerusakan lapisan ozon.
Bahan atau zat
pencemaran udara sendiri dapat berbentuk gas dan partikel. Dalam bentuk gas
dapat dibedakan menjadi:
§ Golongan
belerang (sulfur dioksida, hidrogen sulfida, sulfat aerosol)
§ Golongan
nitrogen (nitrogen oksida, nitrogen monoksida, amoniak, dan nitrogen dioksida)
§ Golongan
karbon (karbon dioksida, karbon monoksida, hidrokarbon)
§ Golongan
gas yang berbahaya (benzene, vinyl klorida, air raksa uap)
Sedagkan jenis pencemaran udara berbentuk partikel dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
§ Mineral
(anorganik) dapat berupa racun seperti air raksa dan timah
§ Bahan
organik yang terdiri dari ikatan hidrokarbon, klorinasi alkan, benzene
§ Makhluk
hidup terdiri dari bakteri, virus, telur cacing.
Sementara itu, jenis pencemaran udara menurut tempat dan sumbernya
dibedakan menjadi dua, yaitu:
§ Pencemaran
udara bebas meliputi secara alamiah (letusan gunung berapi, pembusukan, dan
lain-lain) dan bersumber kegiatan manusia, misalnya berasal dari kegiatan
industri, rumah tangga, asap kendaraan bermotor.
§ Pencemaran
udara ruangan meliputi dari asap rokok, bau tidak sedap di ruangan.
Jenis parameter pencemar udara didasarkan pada baku mutu udara
ambien menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999, meliputi:
§ Sulfur
dioksida (SO2)
§ Karbon
monoksida (CO)
§ Nitrogen
dioksida (NO2)
§ Ozon
(O3)
§ Hidro
karbon (HC)
§ PM
10, Partikel debu ( PM 2,5 )
§ TSP
(debu)
§ Pb
(Timah Hitam)
Beberapa definisi gangguan fisik pada polusi udara diantaranya :
§ polusi
udara.
§ panas.
§ radiasi.
Beberapa definisi gangguan kimia pada polusi udara diantaranya :
§ asap
industri.
§ asap
kendaraan bermotor.
§ asap
pembangkit listrik.
§ asap
kebakaran hutan.
§ asap
rokok.
Beberapa definisi gangguan biologi pada polusi udara diantaranya :
§ timbunan
gas metana pada lokasi urungan tanah.
§ timbunan
gas metana pada tempat pembuangan sampah.
§ uap
pelarut organik.
Efek Negatif
Pencemaran Udara Bagi Kesehatan Tubuh
Tabel 1
menjelaskan tentang pengaruh pencemaran udara terhadap makhluk hidup. Rentang
nilai menunjukkan batasan kategori daerah sesuai tingkat kesehatan untuk dihuni
oleh manusia. Karbon monoksida, nitrogen, ozon, sulfur dioksida dan partikulat
matter adalah beberapa parameter polusi udara yang dominan dihasilkan oleh
sumber pencemar. Dari pantauan lain
diketahui bahwa dari beberapa kota yang diketahui masuk dalam kategori tidak
sehat berdasarkan ISPU (Indeks Standar Pencemar Udara) adalah Jakarta (26
titik), Semarang (1 titik), Surabaya (3 titik), Bandung (1 titik), Medan (6
titik), Pontianak (16 titik), Palangkaraya (4 titik), dan Pekan Baru (14
titik). Satu lokasi di Jakarta yang diketahui merupakan daerah kategori sangat
tidak sehat berdasarkan pantauan lapangan [1].
Tabel 1. Pengaruh Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU)
Kategori
|
Rentang
|
Karbon monoksida (CO)
|
Nitrogen (NO2)
|
Ozon (O3)
|
Sulfur dioksida (SO2)
|
Partikulat
|
Baik
|
0-50
|
Tidak ada efek
|
Sedikit berbau
|
Luka pada Beberapa spesies tumbuhan akibat
kombinasi dengan SO2 (Selama 4 Jam)
|
Luka pada Beberapa spesies tumbuhan akibat
kombinasi dengan O3 (Selama 4 Jam)
|
Tidak ada efek
|
Sedang
|
51 – 100
|
Perubahan kimia darah tapi tidak terdeteksi
|
Berbau
|
Luka pada Beberapa spesies tumbuhan
|
Luka pada Beberapa spesies tumbuhan
|
Terjadi penurunan pada jarak pandang
|
Tidak Sehat
|
101 – 199
|
Peningkatan pada kardiovaskular pada perokok
yang sakit jantung
|
Bau dan kehilangan warna. Peningkatan
reaktivitas pembuluh tenggorokan pada penderita asma
|
Penurunan kemampuan pada atlit yang berlatih
keras
|
Bau, Meningkatnya kerusakan tanaman
|
Jarak pandang turun dan terjadi pengotoran
debu di mana-mana
|
Sangat Tidak Sehat
|
200-299
|
Meningkatnya kardiovaskular pada orang bukan
perokok yang berpenyakit Jantung, dan akan tampak beberapa kelemahan yang
terlihat secara nyata
|
Meningkatnya sensitivitas pasien yang
berpenyakit asma dan bronchitis
|
Olah raga ringan mengakibatkan pengaruh
parnafasan pada pasien yang berpenyaklt paru-paru kronis
|
Meningkatnya sensitivitas pada pasien
berpenyakit asma dan bronchitis
|
Meningkatnya sensitivitas pada pasien
berpenyakit asma dan bronchitis
|
Berbahaya
|
300 – lebih
|
Tingkat yang berbahaya bagi semua populasi
yang terpapar
|
Sumber: Bapedal [1]
Tabel 2. Sumber dan Standar Kesehatan Emisi Gas Buang
Pencemar
|
Sumber
|
Keterangan
|
Karbon monoksida (CO)
|
Buangan kendaraan bermotor; beberapa proses
industri
|
Standar kesehatan: 10 mg/m3 (9 ppm)
|
Sulfur dioksida (S02)
|
Panas dan fasilitas pembangkit listrik
|
Standar kesehatan: 80 ug/m3 (0.03 ppm)
|
Partikulat Matter
|
Buangan kendaraan bermotor; beberapa proses
industri
|
Standar kesehatan: 50 ug/m3 selama 1 tahun;
150 ug/m3
|
Nitrogen dioksida (N02)
|
Buangan kendaraan bermotor; panas dan
fasilitas
|
Standar kesehatan: 100 pg/m3 (0.05 ppm)
selama 1 jam
|
Ozon (03)
|
Terbentuk di atmosfir
|
Standar kesehatan: 235 ug/m3 (0.12 ppm)
selama 1 jam
|
Sumber: Bapedal [2]
Tabel 2
memperlihatkan sumber emisi dan standar kesehatan yang ditetapkan oleh
pemerintah melalui keputusan Bapedal. BPLHD Propinsi DKI Jakarta pun mencatat
bahwa adanya penurunan yang signifikan jumlah hari dalam kategori baik untuk
dihirup dari tahun ke tahun sangat mengkhawatirkan. Dimana pada tahun 2000
kategori udara yang baik sekitar 32% (117 hari dalam satu tahun) dan di tahun
2003 turun menjadi hanya 6.85% (25 hari dalam satu tahun) [3]. Hal ini
menandakan Indonesia sudah seharusnya memperketat peraturan tentang pengurangan
emisi baik sektor industri maupun sektor transportasi darat/laut. Selain itu
tentunya penemuan-penemuan teknologi baru pengurangan emisi dilanjutkan dengan
pengaplikasiannya di masyarakat menjadi suatu prioritas utama bagi pengendalian
polusi udara di Indonesia.
BAB
III
PEMBAHASAN
Tulisan ini
mengetengahkan sekilas pandang mengenai pencemaran udara. pengertian,
pengaruhnya terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan manusia serta teknologi
terbaru untuk menguranginya. Semakin pesatnya kemajuan ekonomi mendorong
semakin bertambahnya kebutuhan akan transportasi, dilain sisi lingkungan alam
yang mendukung hajat hidup manusia semakin terancam kualitasnya, efek negatif
pencemaran udara kepada kehidupan manusia kian hari kian bertambah. Untuk
itulah tulisan singkat ini dipersembahkan sebagai bahan awal untuk melangkah
menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman. Pencemaran udara adalah masuknya,
atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat
mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia
secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.
Pencemaran udara
dapat terjadi dimana-mana, misalnya di dalam rumah, sekolah, dan kantor.
Pencemaran ini sering disebut pencemaran dalam ruangan (indoor pollution).
Sementara itu pencemaran di luar ruangan (outdoor pollution) berasal dari emisi
kendaraan bermotor, industri, perkapalan, dan proses alami oleh makhluk hidup.
Sumber pencemar udara dapat diklasifikasikan menjadi sumber diam dan sumber
bergerak. Sumber diam terdiri dari pembangkit listrik, industri dan rumah
tangga. Sedangkan sumber bergerak adalah aktifitas lalu lintas kendaraan
bermotor dan tranportasi laut. Dari data BPS tahun 1999, di beberapa propinsi
terutama di kota-kota besar seperti Medan, Surabaya dan Jakarta, emisi
kendaraan bermotor merupakan kontribusi terbesar terhadap konsentrasi NO2 dan
CO di udara yang jumlahnya lebih dari 50%. Penurunan kualitas udara yang terus
terjadi selama beberapa tahun terakhir menunjukkan kita bahwa betapa pentingnya
digalakkan usaha-usaha pengurangan emisi ini. Baik melalui penyuluhan kepada
masyarakat ataupun dengan mengadakan penelitian bagi penerapan teknologi
pengurangan emisi.
Secara umum, terdapat 2 sumber pencemaran udara, yaitu pencemaran
akibat sumber alamiah (natural sources), seperti letusan gunung berapi, dan
yang berasal dari kegiatan manusia (anthropogenic sources), seperti yang
berasal dari transportasi, emisi pabrik, dan lain-lain. Di dunia, dikenal 6
jenis zat pencemar udara utama yang berasal dari kegiatan manusia
(anthropogenic sources), yaitu Karbon monoksida (CO), oksida sulfur (SOx),
oksida nitrogen (NOx), partikulat, hidrokarbon (HC), dan oksida fotokimia,
termask ozon.
Di Indonesia, kurang lebih 70% pencemaran udara disebabkan oleh
emisi kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya
yang dapat menimbulkan dampak negatif, baik terhadap kesehatan manusia
maupun terhadap lingkungan, seperti timbal/timah hitam
(Pb), suspended particulate matter (SPM), oksida nitrogen (NOx),
hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), dan oksida fotokimia (Ox). Kendaraan
bermotor menyumbang hampir 100% timbal, 13-44% suspended particulate matter
(SPM), 71-89% hidrokarbon, 34-73% NOx, dan hampir seluruh karbon monoksida (CO)
ke udara Jakarta. Sumber utama debu berasal dari pembakaran sampah rumah
tangga, di mana mencakup 41% dari sumber debu di Jakarta. Sektor industri
merupakan sumber utama dari sulfur dioksida. Di tempat-tempat padat di Jakarta
konsentrasi timbal bisa 100 kali dari ambang batas.
Sumber pencemaran
udara
Banyak faktor
yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya pencemaran yang
ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi
keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran udara bersifat
langsung dan lokal, regional, maupun global atau tidak langsung dalam kurun
waktu lama.
Pencemar udara
dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer adalah
substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran
udara. Karbon
monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer
karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar
sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar
primer di atmosfer.
Pembentukan ozon dalamsmog
fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.
Atmosfer
merupakan sebuah sistem yang kompleks, dinamik, dan rapuh. Belakangan ini
pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global
dan hubungannya dengan pemanasan global, perubahan
iklim dan deplesi ozon di
stratosfer semakin meningkat.
Kegiatan manusia
§ Transportasi
§ Industri
§ Pembangkit
listrik
§ Pembakaran
(perapian, kompor, furnace, insinerator dengan
berbagai jenis bahan bakar)
§ Gas
buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)
Sumber alami
§ Gunung
berapi
§
Rawa-rawa
§
Kebakaran hutan
§ Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi
Sumber-sumber
lain
§ Transportasi amonia
§
Kebocoran tangki klor
§
Timbulan gas metana dari lahan uruk/tempat
pembuangan akhir sampah
§ Uap
pelarut organik
Jenis-jenis
pencemar
§
CFC
§ Ozon
Karbon Monoksida (CO)
Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi karbon monoksida di berbagai perkotaan. Data mengungkapkan bahwa 60% pencemaran udara di Jakarta disebabkan karena benda bergerak atau transportasi umum yang berbahan bakar solar terutama berasal dari Metromini. Formasi CO merupakan fungsi dari rasio kebutuhan udara dan bahan bakar dalam proses pembakaran di dalam ruang bakar mesin diesel. Percampuran yang baik antara udara dan bahan bakar terutama yang terjadi pada mesin-mesin yang menggunakan Turbocharge merupakan salah satu strategi untuk meminimalkan emisi CO. Karbon monoksida yang meningkat di berbagai perkotaan dapat mengakibatkan turunnya berat janin dan meningkatkan jumlah kematian bayi serta kerusakan otak. Karena itu strategi penurunan kadar karbon monoksida akan tergantung pada pengendalian emisi seperti pengggunaan bahan katalis yang mengubah bahan karbon monoksida menjadi karbon dioksida dan penggunaan bahan bakar terbarukan yang rendah polusi bagi kendaraan bermotor.
Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi karbon monoksida di berbagai perkotaan. Data mengungkapkan bahwa 60% pencemaran udara di Jakarta disebabkan karena benda bergerak atau transportasi umum yang berbahan bakar solar terutama berasal dari Metromini. Formasi CO merupakan fungsi dari rasio kebutuhan udara dan bahan bakar dalam proses pembakaran di dalam ruang bakar mesin diesel. Percampuran yang baik antara udara dan bahan bakar terutama yang terjadi pada mesin-mesin yang menggunakan Turbocharge merupakan salah satu strategi untuk meminimalkan emisi CO. Karbon monoksida yang meningkat di berbagai perkotaan dapat mengakibatkan turunnya berat janin dan meningkatkan jumlah kematian bayi serta kerusakan otak. Karena itu strategi penurunan kadar karbon monoksida akan tergantung pada pengendalian emisi seperti pengggunaan bahan katalis yang mengubah bahan karbon monoksida menjadi karbon dioksida dan penggunaan bahan bakar terbarukan yang rendah polusi bagi kendaraan bermotor.
Nitrogen Dioksida (NO2)
NO2 bersifat
racun terutama terhadap paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat
mematikan sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari kematian tersebut
disebabkan oleh gejala pembengkakan paru (edema pulmonari). Kadar NO2 sebesar
800 ppm akan mengakibatkan 100% kematian pada binatang-binatang yang diuji
dalam waktu 29 menit atau kurang. Percobaan dengan pemakaian NO2 dengan kadar 5
ppm selama 10 menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan dalam bernafas.
Sulfur Oksida (SOx)
Pencemaran oleh
sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang
tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur trioksida (SO3), yang
keduanya disebut sulfur oksida (SOx). Pengaruh utama polutan SOx terhadap
manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan
pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm. SO2
dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan
penderita yang mengalami penyakit khronis pada sistem pernafasan kadiovaskular.
Ozon (O3)
Ozon merupakan
salah satu zat pengoksidasi yang sangat kuat setelah fluor, oksigen dan oksigen
fluorida (OF2). Meskipun di alam terdapat dalam jumlah kecil tetapi lapisan
ozon sangat berguna untuk melindungi bumi dari radiasi ultraviolet (UV-B). Ozon
terbentuk di udara pada ketinggian 30km dimana radiasi UV matahari dengan
panjang gelombang 242 nm secara perlahan memecah molekul oksigen (O2) menjadi
atom oksigen, tergantung dari jumlah molekul O2 atom-atom oksigen secara cepat
membentuk ozon. Ozon menyerap radiasi sinar matahari dengan kuat di daerah
panjang gelombang 240-320 nm.
Hidrokarbon (HC)
Hidrokarbon di
udara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan membentuk ikatan baru yang
disebut plycyclic aromatic hidrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai di daerah
industri dan padat lalu lintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan
menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker.
Khlorin (Cl2)
Gas Khlorin (
Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat menyengat. Berat jenis gas
khlorin 2,47 kali berat udara dan 20 kali berat gas hidrogen khlorida yang
toksik. Gas khlorin sangat terkenal sebagai gas beracun yang digunakan pada
perang dunia ke-1.Selain bau yang menyengat gas khlorin dapat menyebabkan
iritasi pada mata saluran pernafasan. Apabila gas khlorin masuk dalam jaringan
paru-paru dan bereaksi dengan ion hidrogen akan dapat membentuk asam khlorida
yang bersifat sangat korosif dan menyebabkan iritasi dan peradangan. Gas
khlorin juga dapat mengalami proses oksidasi dan membebaskan oksigen seperti
pada proses yang terjadi di bawah ini.
Partikulat Debu (TSP)
Pada umumnya
ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan partikulat udara yang dapat
langsung masuk ke dalam paru-paru dan mengendap di alveoli. Keadaan ini bukan
berarti bahwa ukuran partikulat yang lebih besar dari 5 mikron tidak berbahaya,
karena partikulat yang lebih besar dapat mengganggu saluran pernafasan bagian
atas dan menyebabkan iritasi.
Timah Hitam (Pb)
Gangguan
kesehatan adalah akibat bereaksinya Pb dengan gugusan sulfhidril dari protein
yang menyebabkan pengendapan protein dan menghambat pembuatan haemoglobin,
Gejala keracunan akut didapati bila tertelan dalam jumlah besar yang dapat
menimbulkan sakit perut muntah atau diare akut. Gejala keracunan kronis bisa
menyebabkan hilang nafsu makan, konstipasi lelah sakit kepala, anemia,
kelumpuhan anggota badan, kejang dan gangguan penglihatan.
Dampak
Pencemaran Udara
Dampak kesehatan
Substansi
pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya
penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar.
Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas,
sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari
paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem
peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran
pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan
pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.
Studi ADB memperkirakan
dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengan kematian prematur, perawatan
rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan ISPA pada tahun 1998 senilai
dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah di
tahun 2015.
Dampak terhadap tanaman
Tanaman yang
tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu
pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis,
dan bintik hitam.
Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.
Hujan asam
pH normal air hujan
adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2
bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak
dari hujan asam ini
antara lain:
§ Mempengaruhi
kualitas air permukaan
§ Merusak
tanaman
§ Melarutkan
logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air
tanah dan air permukaan
§ Bersifat
korosif sehingga merusak material dan bangunan
Efek rumah kaca
Efek rumah kaca disebabkan
oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisantroposfer yang
menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya
panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomenapemanasan global.
Dampak dari pemanasan global adalah:
§ Pencairan
es di kutub
§
Perubahan iklim regional dan global
§ Perubahan
siklus hidup flora dan fauna
Kerusakan lapisan ozon
Lapisan ozon yang
berada di stratosfer (ketinggian
20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari
matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara
alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat
stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari
pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.
Kerusakan lapisan
ozon menyebabkan sinar UV-B matahri tidak terfilter dan dapat
mengakibatkan kanker kulit
serta penyakit pada tanaman.
Apa yang Harus
Dilakukan?
Penanggulangan
pencemaran udara tidak dapat dilakukan tanpa menanggulangi penyebabnya.
Mempertimbangan sektor transportasi sebagai kontributor utama pencemaran udara,
maka sektor ini harus mendapat perhatian utama.
v menyerukan
kepada pemerintah untuk memperbaiki sistem transportasi yang ada saat ini,
dengan sistem transportasi yang lebih ramah lingkungan dan terjangkau oleh
publik. Prioritas utama harus diberikan pada sistem transportasi massal dan
tidak berbasis kendaraan pribadi.
v
juga menyerukan kepada pemerintah
untuk segera memenuhi komitmennya untuk memberlakukan pemakaian bensin tanpa
timbal.
v Di
sektor industri, penegakan hukum harus dilaksanakan bagi industri
pencemar.
Solusi
Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada
pembenahan sektor transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini
kita perlu belajar dari kota-kota besar lain di dunia, yang telah berhasil
menurunkan polusi udara kota dan angka kesakitan serta kematian yang
diakibatkan karenanya.
v Pemberian
izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara kendaraan
angkutan massal, seperti bus dan kereta api, diperbanyak.
v Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi
angkutan umum, perlu dipertimbangkan sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin
tua kendaraan, terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk
memberi kontribusi polutan udara.
v Potensi
terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan
tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas
terhadap pelanggaran berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu
lintas dan mengurangi polusi udara.
v Pemberian
penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang sering diistilahkan
dengan “polisi tidur” justru merupakan biang polusi. Kendaraan bermotor akan
memperlambat laju
v Uji
emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi
meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan
adanya kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di
samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan kendaraan yang lain.
v Penanaman
pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama yang lalu
lintasnya padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi udara.
Pemberi insentif bagi kendaraan bermotor yang memakai bahan bakar
gas:
a)
Keringanan pajak kendaraan bermotor
yang menggunakan bahan bakar gas berupa PBBKB (Pajak Bahan Bakar Kendaran
Bermotor). Ref. PERPU. No.21 tahun 1997
b)
Pemberian keringanan pajak untuk bea-impor
conversion kit, sehingga harga jualnya dapat ditekan dan terjangkau oleh
masyarakat
c)
Peraturan pemerintah yang mewajibkan
kepada Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) untuk memasang Catalytic Converter
pada setiap kendaraan baru yang sudah diproduksi
Pembuatan Bahan Bakar Nabati (BBN).
Kebijakan pemerintah untuk percepatan pembuatan BBN antara lain:
a) Peraturan Pemerintah (PP) No.5 tahun
2006 tentang kebijakan energi nasional.
b)
Instruksi Presiden (Inpres) No.1 tahun
2006 tentang penyediaan dan pemanfaatan BBN.
c)
Keputusan Presiden (Keppres) No.10
tahun 2006 tentang Tim Nasional pengembangan BBN untuk percepatan pengurangan
kemiskinan dan pengangguran.
BAB
IV
KESIMPULAN
Dampak Polusi Udara bagi kelangsungan makhluk hidup di bumi:
Mengganggu dan membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan
Dampak kesehatan
yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran
pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan
pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.
Dampak terhadap
tanaman
Tanaman yang
tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu
pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis,
dan bintik hitam.
Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.
§ merusak
estetika
§ mengganggu
kenyamanan
§ merusak
gedung, kantor, dan perumahan
Hujan asam
pH normal air hujan
adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2
bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak
dari hujan asam ini
antara lain:
§ Mempengaruhi
kualitas air permukaan
§
Merusak tanaman
§
Melarutkan logam-logam berat yang
terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
§ Bersifat
korosif sehingga merusak material dan bangunan
Efek rumah kaca
Efek rumah kaca disebabkan
oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisantroposfer yang
menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya
panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomenapemanasan global.
Dampak dari pemanasan global adalah:
§ Pencairan
es di kutub
§
Perubahan iklim regional dan global
§ Perubahan
siklus hidup flora dan fauna
Kerusakan lapisan
ozon
Lapisan ozon yang
berada di stratosfer (ketinggian
20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari
matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara
alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat
stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari
pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.
Kerusakan lapisan
ozon menyebabkan sinar UV-B matahri tidak terfilter dan dapat
mengakibatkan kanker kulit
serta penyakit pada tanaman.
Melihat kenyataan
seperti dituliskan diatas, polusi udara merupakan salah satu permasalahan
lingkungan yang serius di Indonesia saat ini, sejalan dengan semakin
meningkatnya jumlah kendaraan bermotor dan peningkatan ekonomi transportasi.
Uji kelayakan emisi yang sejak beberapa tahun terakhir didengung-dengungkan
oleh pemerintah dan LSM ternyata juga tidak berjalan dengan yang diharapkan.
Jumlah kendaraan bermotor di jalan raya kian hari semakin meningkat. Di wilayah
DKI Jakarta, menambah semakin terpuruknya kondisi lingkungan udara kita.
Penulis berharap semoga dengan kenaikan harga pokok bahan bakar minyak bagi
kendaraan yang ditetapkan pemerintah dapat menjadi salah satu momentum bagi
kita semua untuk melangkah berpikir tentang lingkungan udara yang sehat.
Kesadaran masyarakat akan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi dan didukung
dengan penyediaan angkutan massal yang baik dan nyaman oleh pemerintah akan
menciptakan lingkungan udara yang sehat bagi masyarakat Indonesia.
Solusi untuk
mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan sektor
transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar
dari kota-kota besar lain di dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara
kota dan angka kesakitan serta kematian yang diakibatkan karenanya.
v Pembatasan
usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan sebagai
salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama yang kurang terawat,
semakin besar potensi untuk memberi kontribusi polutan udara.
v
Potensi terbesar polusi oleh kendaraan
bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu
lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap pelanggaran berkendaraan dapat
membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.
v
Pemberian penghambat laju kendaraan di
permukiman atau gang-gang yang sering diistilahkan dengan “polisi tidur” justru
merupakan biang polusi. Kendaraan bermotor akan memperlambat laju
v
Uji emisi harus dilakukan secara
berkala pada kendaraan umum maupun pribadi meskipun secara uji petik (spot
check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan bagi
polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat
dan kelengkapan kendaraan yang lain.
v
Penanaman pohon-pohon yang berdaun
lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama yang lalu lintasnya padat serta di
sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi udara.
v
Pembuatan Bahan Bakar Nabati (BBN)
BAB
V
Metodelogi
Penelitian
Tempat
& Waktu Penelitian
§ Home, 25-12-2013
Metode
Penelitian
§ Observasi melalui media online.
Observasi
dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti dan pengamat. Observasi dalam
penelitian ini adalah observasi langsung yaitu penelitian dan pengamat melihat
dan mengamati secara langsung, kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang
terjadi pada keadaan sebenarnya.
Observasi
dilakukan selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir.
Observasi adalah instrumen yang sering dijumpai dalam penelitian pendidikan.
Dalam observasi ini penelitian lebih banyak menggunakan salah satu dari panca
indranya yaitu indra penglihatan.
Observasi
akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta
alami, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami. Sebaiknya
observasi mempunyai keterbatasan dalam menggali informasi yang berupa pendapat
atau persepsi dari subyek yang diteliti.
Instrumen
Penelitian
§ Media Online
Teknik
Analisis Data
§ Analisis Kualitatif
Data Kualitatif
adalah berupa catatan-catatan yang biasanya cenderung banyak dan menumpuk
sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menganalisisnya secara
saksama.
Daftar Pustaka
Jakarta, 21 – 09 – 2006.
§ Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Zat – zat
Pencemar Udara,
Jakarta, 21 – 09 – 2006.
§ Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Pengendalian
Pencemaran Udara, Jakarta, 21 – 09 – 2006.
- www.walhi.or.id
- rachmariska , 06-12-2009
- www.walhi.or.id
- rachmariska , 06-12-2009